Mengenal Flu Singapura yang Menyebar di Indonesia di Tahun 2024, Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

(Foto gejala Flu Singapura melalui laman website RSBP Batam)

Flu Singapura, juga dikenal sebagai penyakit Hand, Foot, and Mouth (HFMD) adalah penyakit menular yang umumnya terjadi pada anak-anak usia 5-10 tahun. Namun, penyakit ini lebih rentan menyerang anak di bawah usia 5 tahun.

Flu Singapura adalah penyakit virus yang disebabkan oleh beberapa jenis virus Coxsackie, terutama virus Coxsackie A16. Penyakit ini biasanya bersifat ringan, tetapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi serius.

Penyebab Flu Singapura pada Anak ataupun Orang Dewasa

Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti air liur, air ludah, tinja, dan cairan lepuh yang muncul pada kulit. Penularan virus ini sangat umum di antara anak-anak yang bermain bersama di tempat bermain, sekolah, atau penitipan anak.

Gejala Flu Singapura

Gejala flu Singapura biasanya muncul 3-7 hari setelah terpapar virus. Gejala umumnya termasuk:

1. Demam: Anak-anak mungkin mengalami demam ringan hingga tinggi.

2. Sakit Tenggorokan: Nyeri tenggorokan dan kesulitan menelan bisa terjadi.

3. Lepuh dan Ruam: Yang biasanya muncul di tangan, kaki, mulut, dan area genital. Ruam ini dapat menjadi sangat nyeri.

4. Kehilangan Nafsu Makan: Anak-anak dapat kehilangan nafsu makan akibat sakit tenggorokan dan lepuh di mulut.

5. Lemah dan Lelah: Beberapa anak dapat merasa lemah atau lelah.

Pencegahan dan Pengobatan

Tidak ada vaksin khusus untuk flu Singapura, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran virus:

1. Cuci Tangan: Anak-anak dan orang dewasa harus mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.

2. Hindari Kontak Dekat: Hindari kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, terutama jika mereka memiliki gejala.

3. Sanitasi yang Baik: Pastikan mainan dan permukaan yang sering disentuh di rumah dan tempat bermain anak-anak tetap bersih.

4. Jaga Kebersihan Mulut: Anak-anak harus diajarkan untuk menjaga kebersihan mulut, seperti menyikat gigi secara teratur.

Pengobatan biasanya hanya bersifat simptomatik atau pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi keluhan tanpa melihat penyakit utama yang menyebabkan keluhan tersebut timbul. Anak-anak yang terinfeksi harus istirahat yang cukup dan minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Untuk meredakan nyeri dan demam, dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri atau obat penurun panas yang aman untuk anak.

Next Post Previous Post