Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, BRI, Minggu 9 Juni 2024, 1 Dolar Masih Stabil Rp 16 Ribu

(Foto harga Dolar-Rupiah melalui laman Google Finansial)
Nilai tukar rupiah menguat di akhir pekan, Jumat (7/6). Pekan depan, pergerakan rupiah akan disetir berbagai data penting terutama yang menjadi petunjuk bagi keputusan suku bunga The Fed.

Mengutip data Bloomberg, Jumat (7/6), rupiah spot ditutup di level Rp 16.196 per dolar Amerika Serikat (AS). Secara harian, rupiah spot menguat 0,41%. Dalam sepekan, rupiah spot naik sekitar 0,35% dari posisi akhir pekan lalu Rp 16.253.

Sementara, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp 16.218 per dolar AS di Jumat (7/6). Nilai rupiah Jisdor menguat sekitar 0,37% dari sehari sebelumnya yang berada di Rp 16.279 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah Jisdor naik 0,20% dari posisi akhir pekan lalu Rp 16.251 per dolar AS.

(Foto KURS Dolar-Rupiah melalui laman Bank BCA)
Pada Rabu (5/6), Rupiah sempat anjlok ke Rp 16.287 per dolar AS yang merupakan posisi terlemah sejak April 2020 atau dalam 4 tahun terakhir. Namun rupiah di perdagangan hari lainnnya dalam tren naik, walau dalam rentang terbatas.

“Rupiah mencatat penguatan di akhir perdagangan pekan ini setelah mengalami tekanan yang cukup dalam,” jelas Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin kepada Kontan.co.id, Jumat (7/6).

Menurut Nanang, rupiah rebound karena sentimen positif dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang memangkas suku bunga acuan untuk pertama kali sejak 2019. Ditambah dengan kabar domestik terkait posisi cadangan devisa yang naik pertama kali setelah 4 bulan berturut-turut longsor, sehingga menjadi penopang bagi rupiah.

(Foto KURS Dolar-Rupiah melalui laman Bank BRI)
Penguatan rupiah juga didukung oleh optimisme di pasar obligasi domestik, di mana mayoritas kurva yield bergerak menurun. Imbal hasil tenor 10 tahun terkikis turun ke 6,90%, tenor 2 tahun masih naik ke 6,589%, yield 5 tahun tergerus ke 6,85%.

Nanang menambahkan, koreksi dolar AS turut andil di balik penguatan rupiah hari ini seiring penantian terhadap publiasi angka ketenagakerjaan di Jumat (7/6) malam. Data baru ketenagakerjaan AS sangat ditunggu para pelaku pasar untuk memperhitungkan peluang penurunan bunga The Fed tahun ini.

“Bila prediksi pelaku pasar itu akurat, laporan nanti malam akan memperkuat pandangan bahwa perekonomian terbesar di dunia itu tengah melambat dari laju pertumbuhan yang kuat seperti tahun lalu. Namun, perlambatan itu tidak cukup banyak hingga membuat The Fed bergegas menurunkan bunga acuan,” jelas Nanang.

Pengamat Mata Uang Ariston Tjendra menilai, secara keseluruhan rupiah masih berkonsolidasi terhadap dolar AS. Rupiah masih sulit menguat tajam, meskipun pada akhirnya bisa ditutup menguat di akhir pekan.

Ariston memandang, hal itu karena pasar masih meragukan kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS, setelah risalah rapat kebijakan terakhir yang memperlihatkan para pejabat The Fed membuka peluang kenaikan suku bunga bila inflasi naik lagi tahun ini.
Next Post Previous Post