Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, Sabtu 27 Juli 2024, Dolar pada Rupiah Senilai Rp 16.304
![]() |
(Foto kurs Dolar-Rupiah melalui laman Google Finansial) |
Jumat (26/7), kurs rupiah spot melemah 0,67% secara mingguan ke Rp 16.301 per dolar AS. Kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia juga melemah 0,58% secara mingguan ke level Rp 16.294 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, pelemahan rupiah pekan ini didorong oleh berbagai sentimen global dan juga permintaan dolar AS. Perkembangan PDB AS, serta tren penurunan harga nikel, menjadi pendorong pelemahan rupiah dari sisi sentimen global.
Sementara itu, permintaan musiman dolar AS di pasar domestik di akhir bulan diperkirakan menjadi faktor utama lainnya yang mendorong depresiasi rupiah. Akibatnya rupiah cenderung bergerak melemah sepanjang pekan ini, terutama dalam dua hari terakhir.
![]() |
(Foto kurs Dolar-Rupiah melalui laman Bank BCA) |
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, rupiah harus rela melemah dalam dua pekan secara beruntun. Guncangan rupiah karena sentimen dari dalam dan luar negeri.
Dari domestik, rupiah tertekan akibat lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang kembali mencatat penurunan bunga meski nilai penerbitan naik tajam. Animo investor menyusut dalam perburuan SRBI, meski bunga diskonto diberikan lebih rendah.
Sementara dari luar negeri, tekanan bagi rupiah sudah dirasakan sejak awal pekan. Hal itu seiring kabar pengunduran diri Joe Biden dari kontestasi Pilpres November mendatang yang membuat dolar menguat.
Terlebih lagi, sikap hati-hati investor global yang tengah menyoroti soal prospek suku bunga The Fed. Investor sedang mempertimbangkan data terbaru pekan ini, salah satunya Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika kuartal kedua yang tumbuh 2,8% dari 1,4% pada kuartal pertama 2024.
Nanang menyoroti bahwa angka inflasi PCE Amerika yang akan dipublikasikan malam ini turut memengaruhi kehati-hatian investor. Bila ekspektasi naik dan disertai aktualisasinya pada data inflasi AS tersebut, maka memberi dorongan bagi dolar untuk menguat.