Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, Minggu 8 September 2024, Dolar pada Rupiah Senilai Rp 15.458
(Foto kurs Dolar-Rupiah melalui laman Google Finansial) |
Berdasarkan Jisdor BI, rupiah juga terpantau menguat 0,24% secara harian ke level Rp 15.372 per dolar AS.
Secara mingguan, pada Jumat (6/9) rupiah di pasar spot berada di level Rp 15.378 per dolar AS, menguat sekitar 0,49% dari penutupan perdagangan pasar spot pekan lalu yang sebesar Rp 15.455 per dolar AS.
Begitupun rupiah Jisdor BI tercatat menguat sekitar 0,65% secara mingguan ke level Rp 15.372 per dolar AS dari level penutupan Jisdor BI akhir pekan lalu yang sebesar Rp 15.473 per dolar AS.
Pengamat komoditas, Lukman Leong, mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS disebabkan data ekonomi AS yang mengecewakan, terutama data pekerjaan. Sehingga ekspektasi terhadap pemotongan Fed rate semakin meningkat.
(Foto kurs Dolar-Rupiah melalui laman Bank BCA) |
"Rupiah juga didukung oleh capital inflow. Sentimen positif investor yang melihat spread SBN semakin melebar terhadap obligasi AS adalah investasi yang sangat menarik," kata Lukman kepada KONTAN, Jumat (6/9).
Selain itu, data cadangan devisa Indonesia yang menunjukkan peningkatan ke level tertinggi dalam sejarah, yakni tembus US$ 150 miliar juga semakin mendukung rupiah ke level penguatan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, penguatan rupiah ini sejalan dengan apresiasi nilai tukar mata uang Asia lainnya.
Tren penguatan ini dipengaruhi oleh rilis data ADP Employment yang peningkatannya lebih rendah daripada ekspektasi.
"Data ketenagakerjaan ini mengafirmasi pelonggaran pasar tenaga kerja di AS, sehingga ekspektasi penurunan suku bunga Fed kembali meningkat," kata Josua kepada KONTAN, Jumat (6/9).
Pada pekan depan, Josua memperkirakan rupiah akan melanjutkan penguatannya sejalan dengan potensi perlambatan inflasi AS dan kondisi pasar tenaga kerja AS diperkirakan mengalami pengetatan.
Josua melihat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.300 - Rp 15.425 per dolar AS pada Senin (9/9).
Tidak jauh berbeda, Lukman juga meramal rupiah punya potensi untuk melanjutkan penguatan karena dolar AS masih akan tertekan oleh data-data ekonomi.