BMKG Sebut Perubahan Iklim Ancam Perekonomian Dunia di Tahun 2025
![]() |
(Foto oleh anatoliy_gleb dari iStockphoto) |
Menurut informasi dari Perubahan Iklim Mempengaruhi Ekonomi, Perubahan iklim merupakan fenomena yang melibatkan perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca di Bumi. Perubahan ini dapat terjadi secara alami, seperti akibat variasi siklus matahari, atau disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana.
Menurut Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), perubahan iklim global berdampak besar pada ekonomi setiap negara, termasuk Indonesia. Prediksi Food and Agriculture Organization (FAO) bahwa dunia akan menghadapi bencana kelaparan pada tahun 2025-2050 jika kondisi saat ini terus dibiarkan.
Dalam konferensi Federation of ASEAN Economists Association (FAEA 46) di Yogyakarta, Dwikorita mengatakan, "Hal ini terjadi secara global, tidak peduli di negara berkembang atau negara maju. Jadi itulah sebabnya kita mengalami El Nino tahun ini, kita memiliki masalah kekurangan beras."
Apa yang menyebabkan perubahan iklim dapat mempengaruhi ekonomi secara global?
Menurut informasi dari BMKG, Perubahan iklim dapat mempengaruhi ekonomi secara global melalui berbagai mekanisme yang saling terkait. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menjelaskan dampak tersebut meliputi:
1. Kerugian di sektor pertanian
Perubahan iklim menyebabkan variabilitas cuaca yang ekstrem, seperti kekeringan dan banjir, yang berdampak negatif pada hasil panen dan produktivitas pertanian. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan harga pangan dan ketidakpastian pasokan, yang berpotensi meningkatkan risiko kelaparan dan ketidakstabilan sosial.
2. Ancaman terhadap infrastruktur
Bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim, seperti badai dan banjir, dapat merusak infrastruktur penting, termasuk jalan, jembatan, dan pelabuhan. Kerusakan ini tidak hanya mengganggu aktivitas ekonomi tetapi juga memerlukan biaya pemulihan yang tinggi.
3. Dampak pada sektor pariwisata
Perubahan pola cuaca dan peningkatan suhu dapat mengurangi daya tarik destinasi wisata, mengganggu ekosistem alam, dan merusak aset pariwisata. Penurunan jumlah wisatawan akan berdampak langsung pada pendapatan negara yang bergantung pada sektor ini.
4. Gangguan rantai pasokan global
Perubahan iklim dapat mempengaruhi transportasi dan logistik, menyebabkan gangguan dalam rantai pasokan global. Bencana alam dapat memperlambat perdagangan internasional dan meningkatkan biaya logistik, yang berdampak pada harga barang dan layanan.
5. Penurunan pertumbuhan ekonomi
Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu global sebesar 1°C dapat menurunkan produk domestik bruto dunia hingga 12%. Jika suhu meningkat hingga 3°C, penurunan output ekonomi bisa lebih dari 50% pada tahun 2100. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terhambat secara signifikan oleh dampak perubahan iklim.
6. Risiko kesehatan dan kualitas hidup
Peningkatan suhu dapat meningkatkan risiko penyakit menular dan masalah kesehatan lainnya akibat polusi udara. Penurunan kualitas hidup ini juga berkontribusi pada beban ekonomi melalui peningkatan biaya kesehatan dan penurunan produktivitas.
Bagaimana cara mengukur intensitas perubahan iklim?
![]() |
(Foto Konferensi Perubahan Iklim Ancam Perekonomian Dunia dari BMKG) |
Menurut BMKG, tahun 2025 akan menjadi tahun terpanas sejak tahun 2016. Sebagai contoh, pada bulan Juli, suhu di Italia mencapai 48 derajat Celcius, di Yunani 49 derajat Celcius, di Maroko lebih dari 47 derajat Celcius, dan di Bolivia, pada musim dingin tahun ini, suhu mencapai 45 derajat Celcius. Secara umum, mengukur intensitas perubahan iklim dapat dilakukan melalui beberapa metode dan indikator. Berikut adalah beberapa cara yang umum digunakan meliputi:
1. Indeks iklim ekstrem (ETCCDI)
Indeks ini dikembangkan oleh Expert Team on Climate Change Detection and Indices (ETCCDI) dan mencakup 27 indeks untuk mengukur kejadian iklim ekstrem, termasuk suhu dan curah hujan. Indeks ini terbagi menjadi empat kategori: intensitas, frekuensi, durasi, dan ambang batas berbasis persentil.
2. Penggunaan software climpact
Climpact adalah aplikasi berbasis R yang digunakan untuk menghitung indeks iklim ekstrem. Aplikasi ini membantu dalam analisis tren iklim ekstrem dan perubahan iklim.
3. Metode statistika
Metode ini digunakan untuk menganalisis signifikansi tren dalam data iklim. Mann-Kendall Test efektif dalam mendeteksi perubahan iklim dan kejadian ekstrem.
4. Grid analysis and display system (GrADS)
GrADS adalah metode yang digunakan untuk pengolahan dan visualisasi data sains bumi, termasuk data iklim. Ini membantu dalam menganalisis variabilitas curah hujan dan perubahan iklim.
5. Pengukuran emisi gas rumah kaca
Mengukur emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana dapat membantu dalam memahami intensitas perubahan iklim. Ini sering dilakukan dengan menggunakan indikator pendapatan perusahaan untuk menilai efisiensi emisi.
6. Instrumen cuaca dan iklim
Alat-alat seperti anemometer digital digunakan untuk mengukur parameter iklim mikro seperti kecepatan angin, yang penting dalam memantau perubahan iklim.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi perubahan ekonomi?
![]() |
(Foto oleh Sakorn Sukkasemsakorn dari iStockphoto) |
Untuk menghadapi perubahan iklim yang mempengaruhi perubahan ekonomi, beberapa strategi dapat diterapkan:
1. Penerapan teknologi data science dan AI
Teknologi data science dan AI dapat membantu memprediksi dampak ekonomi perubahan iklim dan mengoptimalkan strategi mitigasi. Contohnya, menggunakan predictive analytics untuk menganalisis tren cuaca dan dampaknya pada sektor pertanian dan pariwisata.
2. Transformasi ekonomi hijau
Pemerintah dapat menerapkan strategi pembangunan hijau untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini melibatkan pengembangan energi terbarukan dan penurunan intensitas emisi di berbagai sektor.
3. Kebijakan fiskal yang mendukung
Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan fiskal yang mendukung penanggulangan dampak perubahan iklim, seperti menggunakan dana internasional untuk proyek-proyek lingkungan.
4. Ekonomi pesisir dan karbon biru
Indonesia dapat memanfaatkan konsep karbon biru dan ekonomi biru di wilayah pesisir untuk mengurangi emisi dan meningkatkan ketahanan ekonomi lokal.
5. Kerja sama internasional
Membangun kerja sama dengan lembaga internasional dan pemerintah lain untuk memperoleh bantuan teknis dan dana guna mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Kesimpulan
Menurut BMKG, perubahan iklim memerlukan penanganan yang komprehensif untuk mengurangi dampaknya terhadap ekonomi. Mengembangkan sektor industri yang berbasis lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang baik. Selain itu, mengembangkan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan ketahanan ekonomi.