Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, Rabu 28 Mei 2025, Dolar pada Rupiah Senilai Rp 16.275

Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, Rabu 28 Mei 2025, Dolar pada Rupiah Senilai Rp 16.275
(Foto Kurs Dolar-Rupiah dari Bank BCA)
Pada hari Rabu, 28 Mei 2025, kurs Dolar AS terhadap Rupiah di Bank BCA menunjukkan tren pelemahan Rupiah yang masih berlanjut dari pekan sebelumnya. Rupiah tercatat melemah ke level sekitar Rp16.287 per Dolar AS di pasar spot, melanjutkan penurunan sekitar 0,23% dari posisi Rp16.249 pada hari Senin (26 Mei 2025). Kondisi ini mencerminkan tekanan yang masih dirasakan oleh Rupiah di tengah ketidakpastian global dan penguatan Dolar AS secara umum.

Di Bank BCA, kurs beli Dolar AS berada di kisaran Rp16.245 per dolar, sedangkan kurs jual berada di Rp16.275 per dolar. Sementara itu, untuk transaksi melalui e-channel, kurs beli dan jual sedikit lebih tinggi, masing-masing sekitar Rp16.255 dan Rp16.285 per dolar. Perbedaan ini biasa terjadi karena adanya spread antara kurs beli dan jual serta biaya layanan transaksi elektronik.

Pelemahan Rupiah pada Mei 2025 ini dipengaruhi oleh beberapa faktor makroekonomi dan geopolitik. Secara domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2025 melambat menjadi sekitar 4,87% YoY, yang merupakan capaian terendah sejak pandemi 2021. Perlambatan ini disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga dan ekspor, yang sangat sensitif terhadap tekanan eksternal seperti pelemahan mitra dagang utama dan fluktuasi nilai tukar. Bank Indonesia (BI) merespons kondisi ini dengan menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,5% pada Mei 2025 untuk menjaga stabilitas moneter dan nilai tukar Rupiah, meskipun tekanan pada Rupiah masih berlanjut.

Selain faktor domestik, ketidakpastian global juga menjadi pendorong utama fluktuasi Rupiah. Penguatan Dolar AS didorong oleh ekspektasi kebijakan moneter The Fed dan ketegangan perdagangan internasional, meskipun ada berita positif berupa penurunan tarif impor antara AS dan China selama 90 hari, yang memberikan optimisme jangka pendek di pasar global. Namun, pasar masih waspada terhadap kemungkinan eskalasi ketegangan dagang di masa mendatang.

Next Post Previous Post