Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Sabtu 24 Mei 2025

 

(Foto IHSG melalui laman Google Finansial)

Pada penutupan Jumat (23/5/2025), IHSG menguat sebesar 0,66% ke level 7.214,16, mempertahankan posisi di atas level psikologis 7.000 selama tujuh hari berturut-turut. Penguatan ini didukung oleh aksi beli bersih (net buy) investor asing sebesar Rp 589,18 miliar, yang menambah total net buy asing dalam sebulan terakhir menjadi Rp 2,99 triliun. Rupiah juga menguat ke posisi Rp 16.218 per dolar AS, memberikan sentimen positif tambahan bagi pasar saham.

Dari sisi teknikal, indikator-indikator utama memberikan sinyal yang cukup kuat untuk posisi beli. RSI (Relative Strength Index) berada di angka 67,37 yang menunjukkan momentum beli, sementara Stochastic dan MACD juga memberikan sinyal beli yang solid. Namun, Stochastic RSI menunjukkan kondisi jenuh beli (overbought) pada level 100, yang mengindikasikan potensi koreksi jangka pendek. ADX (Average Directional Index) di angka 36,16 mengindikasikan tren yang kuat, dan Moving Average pada berbagai periode (MA5, MA10, MA20, MA50, MA100, MA200) semuanya berada pada sinyal beli.

Secara teknikal, IHSG berada di fase uptrend dengan potensi penguatan yang relatif terbatas karena adanya indikasi divergence pada indikator MACD, yang biasanya menjadi pertanda bahwa momentum kenaikan mulai melemah. Rentang support dan resistance IHSG pada hari Jumat berada di sekitar 7.100–7.140 untuk support dan 7.200–7.250 untuk resistance.

Proyeksi IHSG Hingga Akhir Mei 2025

Analis dari Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) memproyeksikan IHSG akan stabil di kisaran 7.200–7.300 hingga akhir Mei 2025. Mereka menilai bahwa menembus level 7.500 dalam waktu dekat masih cukup berat mengingat valuasi IHSG yang sudah tinggi, dengan Price to Earnings (PE) ratio mendekati 16 kali. Sentimen utama yang akan memengaruhi pergerakan IHSG adalah perkembangan negosiasi tarif dagang antara AS dan China serta kebijakan moneter domestik, terutama penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) ke level 5,5% yang memberikan stimulus bagi sektor-sektor sensitif suku bunga seperti perbankan, properti, teknologi, dan semen.

Sektor komoditas, khususnya logam dan CPO, juga diperkirakan masih menarik untuk dicermati karena ketidakpastian negosiasi tarif yang berpotensi memicu volatilitas harga komoditas. Selain itu, sektor konsumer tetap menjadi pilihan defensif dengan performa yang stabil di tengah ketidakpastian pasar.

Rekomendasi Saham untuk Dicermati

Berdasarkan analisis teknikal dan sentimen pasar terkini, berikut adalah saham-saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan oleh investor:

📈 Rekomendasi dari BNI Sekuritas (23 Mei 2025):

ENRG, PGEO, AMRT, ADRO, TPIA, EMTK.

📈 Rekomendasi dari MNC Sekuritas (22 Mei 2025):

Buy on weakness pada saham BBNI, DOID, EXCL, MIDI.

📈 Rekomendasi dari BRI Danareksa Sekuritas:

Beli saham BSDE, INCO, MEDC, TLKM, SMGR, INKP (buy on break), dan jual saham SRTG, KLBF.

📈 Saham lain yang layak diperhatikan:

PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), PT J Resources Asia Tbk. (PSAB), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).

Sektor yang menjadi fokus utama adalah sektor perbankan, properti, teknologi, semen, komoditas logam, dan CPO. Hal ini sejalan dengan stimulus dari penurunan BI Rate dan potensi pemulihan ekonomi global yang masih bergantung pada hasil negosiasi perdagangan AS-China