Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Minggu 27 Juli 2025

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Minggu 27 Juli 2025
(Foto Rekomendasi Saham Minggu 27 Juli 2025)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup pekan terakhir pada level tertinggi sepanjang tahun 2025, yaitu di sekitar 7.543,50 pada Jumat, 25 Juli 2025, mencatat kenaikan mingguan sebesar 3,17%. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan volume transaksi harian rata-rata sebesar 6,40%, yang menunjukkan minat pasar yang kuat pada saham-saham tertentu. Kapitalisasi pasar pun membesar hingga mencapai Rp13.519 triliun, menandakan adanya dana besar yang mengalir ke pasar saham Indonesia.

Namun, meskipun tren kenaikan terlihat kuat, banyak analis menilai IHSG sudah memasuki fase overbought atau jenuh beli. Hal ini mengindikasikan risiko terjadinya konsolidasi hingga koreksi pasar dalam waktu dekat. Rentang support teknikal untuk pekan depan diposisikan di level 7.450–7.500, sementara resistance atau hambatan atas berada di kisaran 7.568–7.650. Jika tekanan jual muncul, kemungkinan IHSG akan melakukan konsolidasi dalam batas tersebut, walaupun tren jangka menengah masih menunjukkan potensi bullish (naik).

Selain faktor teknikal, faktor eksternal tetap menjadi sentimen utama yang perlu diperhatikan investor, seperti negosiasi dagang lanjutan antara Amerika Serikat dan China yang akan berlangsung pada akhir Juli 2025, serta pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 29–30 Juli. Kejadian-kejadian ini cukup berpotensi memengaruhi pasar global dan berdampak ke IHSG karena keterkaitan dengan pasar modal dunia.

Rekomendasi Saham Hari Ini

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Minggu 27 Juli 2025
(Foto Saham INCO dari Google Finansial)
Beberapa saham dari sektor-sektor strategis dipandang layak dicermati oleh investor:

Sektor Perbankan & Komoditas

📈 BBNI (Bank Negara Indonesia): Direkomendasikan beli dengan target harga antara Rp4.300–Rp4.360. Kinerja solid perbankan diharapkan terus menopang penguatan saham ini.

📈 INCO (Vale Indonesia): Potensi kenaikan harga hingga target Rp3.880–Rp4.100, sejalan dengan permintaan komoditas global yang tetap kuat.

📈 ELSA (Elnusa): Target harga Rp520–Rp530, didukung oleh aktivitas migas dan infrastruktur energi.

📈 BBCA (Bank Central Asia): Buy dengan target harga Rp8.800, merupakan salah satu bank terbesar dengan fundamental yang kuat.

Sektor Konsumer & Farmasi

📈 TSPC (Tempo Scan Pacific): Rekomendasi beli dengan target harga Rp2.410, didukung oleh pertumbuhan segmen farmasi dan konsumsi.

📈 SIDO (Sidomuncul): Outlook positif dengan target harga Rp540, mencerminkan permintaan produk konsumer herbal yang stabil.

Sektor Telekomunikasi

📈 TLKM (Telkom Indonesia): Buy dengan target harga Rp3.550. Perusahaan ini didorong oleh inisiatif strategis dan pemulihan ARPU (average revenue per user).

📈 EXCL (XL Axiata): Target harga Rp2.800. Merger dengan Smartfren dianggap akan meningkatkan efisiensi jangka panjang.

📈 ISAT (Indosat): Buy dengan prospek positif yang didukung efisiensi operasional dan rencana kolaborasi teknologi canggih dengan NVIDIA.

Sektor Lain

Saham seperti WIFI dan MYOR di sektor industri dan bahan dasar juga memiliki sentimen positif untuk hari ini.

Top Gainers Minggu Ini dan Tren Sektor

Beberapa emiten yang memimpin kenaikan pekan lalu antara lain:

📈 PGUN (Pradiksi Gunatama Tbk)

📈 BUVA (Bukit Uluwatu Villa Tbk)

📈 MINA (Sanurhasta Mitra Tbk)

📈 AMAR (Bank Amar Indonesia Tbk)

Di sisi lain, sektor energi, perawatan kesehatan, dan transportasi mengalami pelemahan tipis. Ini merupakan peringatan agar investor berhati-hati dalam menempatkan modal di sektor-sektor tersebut dalam jangka pendek.

Risiko dan Strategi Investasi

Kondisi pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh sentimen eksternal dan risiko volatilitas jangka pendek karena IHSG sudah mendekati area jenuh beli. Oleh karena itu, para investor disarankan:

  • Melakukan diversifikasi portofolio untuk menjaga risiko.
  • Memperhatikan manajemen risiko, seperti penggunaan stop-loss dan profit taking pada saham yang sudah naik signifikan, terutama bila melakukan trading jangka pendek.
  • Memantau pergerakan berita ekonomi global, khususnya perkembangan negosiasi dagang AS-China dan kebijakan moneter The Fed.
Dengan pendekatan ini, investor dapat mengoptimalkan peluang di pasar yang masih bullish namun tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi pasar dalam waktu dekat[previous_conversation].

Next Post Previous Post