35 Film Semi Jepang yang Bisa Jadi Pilihan Tontonan Romantis dan Dewasa

35 Film Semi Jepang yang Bisa Jadi Pilihan Tontonan Romantis dan Dewasa

Menurut informasi dari Putragames, Film semi Jepang adalah genre film yang menampilkan adegan sensual atau erotis, namun tidak termasuk dalam kategori film porno. Film ini biasanya memuat ketelanjangan dan relasi intim, tapi disajikan secara artistik dan tidak vulgar. Fokus utama film semi adalah pada cerita dan karakter, dengan unsur erotisme yang halus dan tidak eksplisit.Film semi Jepang punya ciri khas pendekatan yang halus dan melankolis, sering mengangkat isu sosial, psikologi, dan relasi kekuasaan dalam masyarakat. 

Banyak film semi Jepang juga mendapat penghargaan internasional karena gaya penyutradaraan yang berani dan puitis. Film ini diperuntukkan bagi penonton dewasa, biasanya dengan rating usia 17 atau 18 tahun ke atas.

Contoh film semi Jepang yang terkenal antara lain Norwegian Wood, First Love, Wet Woman in the Wind, dan Tokyo Decadence. Film-film tersebut menampilkan cerita emosional yang kuat dan sinematografi estetik, mengombinasikan erotisme dengan narasi yang mendalam.

Bagaimana perbedaan film semi dan film porno di Jepang?

35 Film Semi Jepang yang Bisa Jadi Pilihan Tontonan Romantis dan Dewasa
(Foto oleh mirihanai dari Twitter/X)
Perbedaan film semi dan film porno di Jepang terletak pada tingkat eksplisititas adegan seksual, tujuan produksi, dan fokus cerita. Film semi, atau sering disebut softcore, menampilkan adegan sensual dan ketelanjangan yang disajikan secara artistik tanpa adegan seksual eksplisit, seperti penetrasi secara nyata. Adegan intim biasanya menggunakan trik kamera, akting, dan penyamaran sinematik sehingga tetap estetis dan tidak vulgar. 

Film semi juga mengutamakan narasi dan karakter yang kuat, dengan cerita yang seringkali menyentuh psikologi dan konflik emosional.Sementara itu, film porno menampilkan adegan seksual nyata dan eksplisit, dengan fokus utama pada pemuasan seksual penonton. 

Aktor dalam film porno benar-benar melakukan hubungan seksual, termasuk penetrasi dan ejakulasi, sehingga film porno lebih vulgar dan eksplisit secara visual. Film porno biasanya tidak menekankan pada narasi atau karakter, dan distribusinya terbatas pada pasar dewasa khusus, seperti situs porno atau DVD khusus, tidak tayang di bioskop atau festival film umum.

Bagaimana sistem sensor dan pengaburan pada film Jepang?

35 Film Semi Jepang yang Bisa Jadi Pilihan Tontonan Romantis dan Dewasa
(Foto oleh mirihanai dari Twitter/X)
Sistem sensor dan pengaburan pada film di Jepang diatur dengan ketat berdasarkan Undang-Undang Nomor 175 tentang Pengendalian Konten Cabul, yang melarang menampilkan rambut kemaluan dan alat kelamin secara eksplisit. Oleh karena itu, film dewasa, termasuk film porno Jepang (JAV), mewajibkan adanya sensor atau pengaburan (blur/mosaic) pada bagian-bagian tersebut.

Pengaburan ini biasanya berupa teknik mosaik yang menutupi alat vital agar tidak terlihat jelas, sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai moral dan budaya Jepang yang masih konservatif terkait konten seksual. Sistem pengaburan ini sudah diberlakukan selama sekitar 80 tahun dan menjadi kewajiban hukum, dengan sanksi yang berat bagi pelanggar, termasuk denda besar, penutupan rumah produksi, hingga hukuman penjara yang lama.

Untuk film non-porno seperti film semi, sensor cenderung lebih longgar, namun masih mengatur agar adegan sensual tidak terlalu eksplisit sehingga film dapat dikategorikan sebagai softcore dengan rating usia tertentu. Dalam film-film non-porno, teknik kamera seperti sudut pengambilan close-up terbatas dan teknik pencahayaan digunakan untuk menyamarkan adegan yang terlalu vulgar agar tetap memenuhi regulasi sensor.

35 Film Semi Jepang yang Bisa Jadi Pilihan Tontonan Romantis dan Dewasa

35 Film Semi Jepang yang Bisa Jadi Pilihan Tontonan Romantis dan Dewasa
(Foto oleh mirihanai dari Twitter/X)
Berikut adalah 35 film semi Jepang yang bisa jadi pilihan tontonan romantis dan dewasa, menggabungkan adegan sensual dengan narasi kuat dan kisah cinta:

Lesson in Murder (2023)

Eternal New Mornings (2024)

Call Boy (2018)

Fishbowl Wives (2022)

Tampopo (1985)

Sexy Battle Girls (1986)

L-DK: Two Loves Under One Roof (2019)

It Feels So Good (2019)

Kabukicho Love Hotel (2014)

Helter Skelter (2012)

Norwegian Wood

First Love (2019)

Love Exposure (2008)

Wet Woman in the Wind (2016)

Tokyo Decadence (1992)

Ambiguous (2003)

Strange Circus (2005)

Odd Obsession (1959)

Gate of Flesh (1964)

In the Realm of the Senses (1976)

Nanami: The Inferno of First Love (1968)

Flower and Snake: Zero (2014)

Amai Muchi (2013)

Wife to be Sacrificed (1974)

Otoko no Isshou (A Man's Lifetime)

Even Though I Don't Like It (2025)

The Glamorous Life of Sachiko Hanai (2003)

Glass Heart

Seishun Gestalt Houkai

Koi ni Itaru Yamai

Kimi ga Tokubetsu

Young & Fine

Tonari no Sutera

Tokyo Night Sky Is Always the Densest Shade of Blue

The Woman Called Fujiko Mine (2012)

Film-film ini dikenal memadukan tema romantis, drama psikologis, dan erotisme artistik yang cocok untuk penonton dewasa yang mencari tontonan bermutu dan penuh cerita dengan elemen sensual yang menarik. 

Banyak dari film ini memiliki rating khusus untuk dewasa dan menampilkan narasi yang mendalam tentang hubungan, cinta segitiga, perselingkuhan, dan konflik batin.Film semi Jepang adalah genre film yang menampilkan adegan sensual atau erotis dengan ketelanjangan yang disajikan secara artistik dan tidak vulgar. 

Film ini berbeda dari film porno karena tidak menampilkan adegan seksual eksplisit secara nyata, melainkan lebih menekankan pada cerita, karakter, dan estetika visual. Film semi Jepang sering mengangkat tema cinta, drama, dan konflik emosional, serta fokus pada narasi yang kuat dan pendekatan puitis terhadap erotisme. 

Biasanya film ini diperuntukkan bagi penonton dewasa dengan rating usia 17 atau 18 tahun ke atas. Film ini juga dikenal karena kualitas sinematografi dan alur cerita yang mendalam, serta sering kali menjadi alternatif tontonan romantis dan dramatis untuk orang dewasa.


 

Next Post Previous Post