Aliansi Perempuan Indonesia Gelar Demo 3 September di DPR
Aliansi Perempuan Indonesia menggelar demonstrasi besar pada 3 September 2025 di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, dengan diperkirakan sekitar 300 peserta. Aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes yang mewarnai ibu kota hampir dua pekan setelah dimulainya demonstrasi pada 25 Agustus 2025.
Demonstrasi kali ini berfokus pada tuntutan menghentikan kekerasan aparat negara terhadap para pengunjuk rasa. Aliansi menuntut Presiden Prabowo Subianto segera menarik mundur TNI dan Polri yang selama ini melakukan patroli besar-besaran dan tindakan represif, termasuk penembakan gas air mata di kampus seperti Universitas Pasundan dan Universitas Islam Bandung.
Aliansi perempuan mengkritik keras tindakan kekerasan tersebut, yang dianggap mencederai prinsip demokrasi dan kebebasan berpendapat. Mereka membawa slogan tegas "Prabowo hentikan kekerasan negara sekarang juga" pada poster aksi yang bernuansa hitam dan merah muda.
Selain itu, mereka menuntut pemerintah untuk menghentikan pemborosan anggaran negara demi kepentingan pribadi elite politik, menolak pelabelan aksi protes sebagai makar atau terorisme, serta meminta perlindungan bagi demonstran yang ditangkap selama unjuk rasa berlangsung.
Akar persoalan yang mendasari gelombang demonstrasi ini tidak hanya soal kekerasan aparat, tetapi juga masalah struktural seperti kemiskinan, kurangnya lapangan kerja, dan ketidakadilan dalam tata kelola negara.
Aksi ini awalnya dijadwalkan pada 1 September namun ditunda karena alasan keamanan. Demonstrasi pada 3 September ini menjadi gelombang berikutnya yang menunjukkan bahwa protes di Jakarta belum mereda, dengan Aliansi Perempuan mengambil peran sebagai suara kelompok rentan yang menuntut keadilan, demokrasi, dan penghormatan hak asasi manusia.
Demonstrasi tersebut juga merupakan kelanjutan dari berbagai aksi sebelumnya yang dimotori mahasiswa, buruh, pengemudi ojek online, dan elemen masyarakat lain yang memprotes berbagai isu seperti besarnya tunjangan anggota DPR, penghapusan outsourcing, dan kebijakan yang membebani rakyat. Konflik antara aparat dan massa sempat memanas, termasuk insiden tragis ketika kendaraan Brimob melindas seorang pengemudi ojek online yang memicu kemarahan publik dan solidaritas luas. Demonstrasi 3 September diharapkan menjadi momentum penting dalam menuntut perubahan sikap pemerintah terhadap aksi rakyat dan perbaikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.
Dengan tuntutan-tuntutan yang jelas dan tegas, Aliansi Perempuan Indonesia mengingatkan pemerintah bahwa suara rakyat di jalanan harus didengar dan dilindungi, serta bahwa penyelesaian masalah mendasar seperti kemiskinan dan pengangguran harus menjadi prioritas pemerintah.


