Ramalan Saham BMRI dan BBRI di Kuartal IV

 

(Foto Saham BBRI dari Google Finansial)

Bank Mandiri (BMRI) merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dengan fundamental yang kokoh dan likuiditas yang solid. Hingga Agustus 2025, BMRI mencatat laba bersih bank-only sebesar Rp30,7 triliun atau turun sekitar 9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan laba ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lonjakan biaya operasional pada kuartal II 2025 dan tekanan makroekonomi. Namun, indikator kunci yang menjadi sorotan positif adalah kenaikan margin bunga bersih (NIM) sebesar 130 basis poin YoY menjadi 5,2%, yang mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan aset dan biaya dana. Pertumbuhan kredit BMRI juga stabil dengan kenaikan sekitar 11%, dan deposito berjangka meningkat signifikan hingga 19%.

Saham BMRI diperdagangkan pada harga sekitar Rp4.400 per saham pada akhir September 2025 dengan target harga konservatif mencapai Rp5.900. Ini berarti saham BMRI berpotensi naik sekitar 34% di kuartal IV. Analis menilai bahwa kuartal IV akan menjadi momentum pemulihan laba yang diantisipasi akibat perbaikan efisiensi dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mulai menguat. Investor disarankan memanfaatkan harga saham yang masih tertekan ini untuk akumulasi sebagai peluang investasi jangka menengah hingga panjang.

Meski ada tekanan dari biaya operasional yang lebih tinggi dan tren bunga global yang belum tentu menguntungkan, potensi pertumbuhan kredit yang sehat dan kenaikan NIM tetap menjadi daya tarik utama saham BMRI untuk akhir tahun 2025.

Ramalan Saham BBRI Kuartal IV 2025

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mengalami penurunan laba bersih sebesar 10% YoY hingga Agustus 2025, dengan laba mencapai Rp32,6 triliun. Penurunan ini lebih disebabkan oleh kenaikan biaya provisi dan operasional, serta lemahnya pendapatan non-bunga yang turun 25% YoY. Namun, ada perbaikan yang terjadi pada bulan Agustus dengan laba yang naik 6% dibanding bulan sebelumnya, didorong kinerja pendapatan non-bunga yang kuat.

NIM BBRI tertekan di angka 6,8%, turun 40 basis poin, namun dengan biaya kredit (CoC) yang mulai memperlihatkan tren perbaikan yaitu menurun ke level 3,3%. Pertumbuhan kredit mencapai 5,8%, sementara dana pihak ketiga tumbuh 9% dengan giro naik signifikan 14%. Dengan tren perbaikan likuiditas dan penurunan suku bunga yang sedang berlangsung, banyak analis optimis bahwa kinerja NIM BBRI akan pulih di kuartal IV.

Harga saham BBRI berada di sekitar Rp3.980 per akhir September 2025 dengan target harga Rp4.900 per saham, memberikan potensi kenaikan sekitar 23%. Potensi kenaikan ini didukung oleh ekspektasi pendapatan non-bunga yang meningkat dan perbaikan efisiensi operasional. Meski kondisi makro dan risiko kredit masih harus dicermati, saham BBRI dianggap masih menarik untuk dibeli dengan strategi akumulasi dalam jangka menengah.

Faktor Penentu dan Rekomendasi

✅️ Lingkungan Ekonomi Makro

Kuartal IV 2025 dipengaruhi oleh tren suku bunga global yang mulai melunak, diikuti oleh stabilisasi inflasi dan pemulihan ekonomi nasional. Ini menjadi katalis positif untuk pertumbuhan kredit perbankan dan peningkatan permintaan produk perbankan.

✅️ Kinerja Keuangan yang Adaptif

Kenaikan NIM BMRI dan perbaikan CoC BBRI menunjukkan bahwa kedua entitas ini mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan ekonomi dan persaingan pasar. Pendapatan non-bunga yang kuat memperluas basis profitabilitas di luar margin bunga.

✅️ Valuasi Saham dan Potensi Kenaikan

Harga saham BMRI dan BBRI yang saat ini masih di bawah nilai wajarnya memberikan kesempatan bagi investor yang mengincar harga beli yang strategis. Target harga Rp5.900 untuk BMRI dan Rp4.900 untuk BBRI menawarkan potensi pengembalian yang menarik.

Risiko

  • Tekanan biaya operasional dan provisi yang cenderung meningkat dapat menekan margin laba.
  • Ketidakpastian ekonomi global dan domestik bisa berdampak pada pemulihan pertumbuhan kredit.
  • Fluktuasi nilai tukar dan kebijakan moneter juga menjadi faktor pengaruh harga saham.

Kesimpulan

Saham BMRI dan BBRI diperkirakan akan menunjukkan performa yang positif di kuartal IV tahun 2025 meski terdapat tantangan profitabilitas pada beberapa kuartal awal. Penurunan laba yang dialami hingga Agustus 2025 merupakan bagian siklus pasar yang bisa dimanfaatkan untuk membeli saham dengan valuasi menarik. Dengan fundamental keuangan yang kuat, peningkatan margin bunga di BMRI, dan pemulihan biaya kredit di BBRI, keduanya tetap direkomendasikan untuk dibeli (buy). Investor disarankan untuk memantau perkembangan kinerja keuangan kuartal IV dan kondisi makroekonomi sebagai acuan strategi investasi.

Investasi pada saham BMRI dan BBRI di akhir tahun 2025 memiliki potensi kenaikan harga yang optimis dengan risiko yang masih bisa dimitigasi melalui pemilihan timing dan detail analisis pasar.

Next Post Previous Post