Bitcoin Diprediksi Makin Crash di Tahun 2026: Apa Penyebab dan Dampaknya?

Bitcoin Diprediksi Makin Crash di Tahun 2026: Apa Penyebab dan Dampaknya?

Bitcoin, cryptocurrency terkemuka dunia, diprediksi akan mengalami penurunan harga signifikan atau crash pada tahun 2026. Prediksi ini berdasarkan pola siklus harga historis Bitcoin yang dipengaruhi oleh peristiwa halving yang terjadi setiap empat tahun. 

Analis seperti Xanrox dari TradingView memperkirakan Bitcoin bisa turun hingga sekitar $40.000-$50.000, yang berarti potensi penurunan bisa mencapai 65% dari harga puncak siklus berikutnya diperkirakan terjadi antara Februari dan November 2025 dengan harga puncak sekitar $125.000.

Penyebab utama prediksi crash ini adalah siklus pasar Bitcoin yang secara historis menunjukkan fase bullish yang diikuti oleh koreksi tajam. Setelah puncak harga dalam siklus halving, pasar biasanya memasuki periode bear market yang menyebabkan harga mengalami penurunan besar. Selain faktor siklus ini, kondisi makroekonomi global, termasuk ketidakpastian ekonomi, kebijakan suku bunga, dan sentimen investor terhadap risiko juga menjadi pemicu tekanan jual yang besar.

Penyusutan likuiditas di pasar, meningkatnya penjualan dari para whale (pemegang Bitcoin besar), serta choppy price action yang menandai pasar yang bergolak juga memperkuat ekspektasi akan masa sulit bagi Bitcoin di 2026. Analis CryptoQuant bahkan menyebut bahwa semua metrik on-chain menunjukkan tanda-tanda bear market. Investor yang membeli Bitcoin di harga tinggi diharapkan bersabar menunggu harga yang lebih rendah untuk masuk kembali.

Dampak dari crash ini bisa sangat luas, mulai dari penurunan nilai portofolio investor retail dan institusi, menurunnya minat investasi ke pasar kripto, hingga tekanan pada ekosistem aplikasi dan layanan berbasis blockchain yang bergantung pada harga Bitcoin. Namun, periodik koreksi ini sekaligus menjadi kesempatan untuk akumulasi oleh investor jangka panjang yang memanfaatkan harga rendah.

Next Post Previous Post