BPS Catat Inflasi 0,28%, Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Utama

 

BPS Catat Inflasi 0,28%, Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Utama

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan Indonesia sebesar 0,28% pada Oktober 2025, naik dari 0,21% pada bulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi mencapai 2,86%. Salah satu penyumbang utama inflasi bulanan ini adalah kenaikan harga emas perhiasan, yang memberikan andil inflasi sebesar 0,21%. Lonjakan harga emas ini terjadi seiring dengan reli harga emas global, yang berdampak signifikan pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencatat inflasi sebesar 3,05%.

Selain emas perhiasan, komoditas lain juga memberikan andil terhadap inflasi yakni cabai merah (0,06%), telur ayam ras (0,04%), dan daging ayam ras (0,02%). Beberapa bahan pangan seperti bawang merah dan cabai rawit justru mengalami deflasi, memberikan efek penahan inflasi.

Inflasi inti tercatat naik 0,39% secara bulanan, menunjukkan adanya tekanan harga yang persisten di luar komponen harga yang bergejolak. Secara keseluruhan, kenaikan harga emas perhiasan sebagai penyumbang utama inflasi menunjukkan pentingnya fluktuasi harga komoditas ini dalam memengaruhi indeks harga konsumen di Indonesia.

BPS juga melaporkan bahwa 26 provinsi mengalami inflasi bulanan, dengan inflasi tertinggi tercatat di Banten sebesar 0,57%, sementara 12 provinsi lainnya mengalami deflasi, termasuk Papua Pegunungan yang mencatat deflasi terdalam sebesar 0,92%.

Kenaikan inflasi bulanan ini menunjukkan tekanan harga yang meningkat menjelang akhir tahun, seiring dengan dinamika harga global dan domestik. Pengaruh kenaikan harga emas perhiasan terhadap inflasi menjadi perhatian penting bagi pengendalian inflasi dan kebijakan moneter ke depan.​​

Next Post Previous Post