Freeport Hadapi Penurunan Produksi 30% Akibat Longsor Grasberg, Prospek Kinerja Dipertanyakan

Freeport Hadapi Penurunan Produksi 30% Akibat Longsor Grasberg, Prospek Kinerja Dipertanyakan

Produksi Freeport Indonesia turun drastis hingga 30% akibat insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Papua Tengah. Penurunan produksi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek kinerja perusahaan sepanjang tahun dan tahun depan.

Dampak Langsung Longsor Grasberg

Insiden longsor pada 8 September 2025 menyebabkan penghentian sementara operasi di GBC, sehingga kapasitas produksi hanya tersisa sekitar 30% dari biasanya. Grasberg Block Cave sendiri merupakan penyumbang utama hasil tembaga dan emas Freeport, mencapai 64% dari kapasitas produksi harian. Akibat gangguan ini, target produksi tembaga dan emas mengalami koreksi signifikan.​

Menurut laporan resmi Freeport McMoRan (FCX), produksi tembaga sepanjang Januari-September 2025 turun hampir 30% secara tahunan, sedangkan produksi emas susut sekitar 39%. Kontribusi tembaga menyusut dari 1,37 miliar pon menjadi 966 juta pon, sementara produksi emas turun dari 1,43 juta ons menjadi 876 ribu ons selama periode tersebut.​

Proses Evakuasi dan Penanganan

Evakuasi terhadap tujuh pekerja yang terjebak di dalam tambang masih menjadi fokus utama perusahaan dan pemerintah. Selain faktor keselamatan, penanganan material longsor yang menutup akses ke area vital pertambangan menjadi tantangan besar dalam pemulihan kapasitas produksi.​

Prospek Kinerja dan Tantangan Keuangan

Dengan penurunan produksi, Freeport diperkirakan akan mengalami tekanan terhadap pendapatan dan laba bersih pada semester II/2025 serta proyeksi ke tahun 2026.​

Goldman Sachs bahkan memangkas proyeksi pasokan tembaga global hingga 525.000 ton akibat gangguan Grasberg, menunjukkan dampak global dari insiden ini.​

Freeport sendiri kemungkinan baru mampu meningkatkan produksi secara bertahap mulai pertengahan kuartal IV/2025—namun sebagian besar area tambang diperkirakan baru pulih penuh pada tahun 2026.​

Kesimpulan

Penurunan produksi Freeport akibat longsor di Grasberg bukan hanya mengganggu operasional dan kinerja jangka pendek perusahaan, tetapi juga berdampak pada pasokan global tembaga dan emas. Prospek kinerja Freeport ke depan akan sangat bergantung pada kecepatan pemulihan tambang, keberhasilan evakuasi pekerja, dan adaptasi perusahaan menghadapi tantangan keuangan serta operasional yang masih berlangsung sepanjang 2025 hingga 2026.

 

Next Post Previous Post