IHSG Gagal ke 8.400, Asing Borong Saham BUMI dan GOTO

IHSG Gagal ke 8.400, Asing Borong Saham BUMI dan GOTO
(Foto IHSG melalui laman Google Finansial)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 10 November 2025 gagal bertahan di level 8.400 dan ditutup melemah tipis 0,04% ke posisi 8.391,24. Koreksi ini terjadi di tengah penguatan mayoritas sektor saham, dengan sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 3,87%. 

Pada hari itu, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) saham sebesar Rp 102,93 miliar di pasar reguler, terutama memborong saham teknologi termasuk saham GoTo (GOTO) yang melonjak 9,84%, serta saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang juga menjadi incaran asing. Meskipun IHSG melemah tipis, aktivitas beli asing di saham BUMI dan GOTO menjadi sorotan sebagai bagian dari pola perdagangan investor asing di tengah ketidakpastian pasar global dan domestik.

IHSG Gagal ke 8.400

Pada perdagangan 10 November 2025, IHSG sempat menguat hingga mendekati 8.478,14 pada sesi awal, namun akhirnya tertekan dan menutup hari di level 8.391,24, turun sekitar 3,35 poin atau 0,04%. Pergerakan indeks ini menunjukkan adanya tekanan jual dan koreksi teknikal seiring pelaku pasar yang berhati-hati menunggu sinyal dari kebijakan moneter global, khususnya keputusan Federal Reserve AS terkait suku bunga.

Aktivitas Investor Asing

Investor asing justru mencatatkan net buy Rp 102,93 miliar di pasar reguler saat IHSG melemah, yang sebagian besar difokuskan pada saham-saham sektor teknologi. Saham GOTO mencatat kenaikan signifikan sebesar 9,84% didorong oleh optimisme pasar terkait rencana merger dengan Grab dan perbaikan laporan keuangan perusahaan. Selain itu, saham BUMI juga termasuk yang diborong asing, menunjukkan minat asing terhadap saham energi dan sumber daya di tengah dinamika pasar.

Sentimen Pasar dan Sektor Saham

Sektor teknologi menjadi sektor dengan performa terbaik pada hari tersebut, naik 3,87%, diikuti sektor industri dan properti yang juga mengalami kenaikan. Sedangkan sektor kesehatan menjadi satu-satunya sektor yang melemah. Sementara itu, volume perdagangan mencapai 44,8 miliar saham dengan total nilai transaksi sekitar Rp 20,9 triliun, menunjukkan likuiditas pasar yang cukup aktif.

 

Next Post Previous Post