Maraknya Lowongan Kerja Palsu di Indonesia: Kenali Ciri dan Cara Menyaringnya
Fenomena maraknya lowongan kerja palsu di Indonesia menjadi masalah serius yang menimpa jutaan pencari kerja setiap tahunnya.
Berdasarkan laporan Global Anti-Scam Alliance (GASA), sekitar 49% responden di Indonesia pernah mengalami penipuan lowongan kerja pada 2025, menjadikan kasus ini sebagai salah satu scam yang paling banyak terjadi di Tanah Air.
Bahkan Indonesia menjadi pusat penipuan lowongan kerja di Asia Pasifik, menyumbang 62% dari total penipuan di kawasan tersebut, dengan bidang administrasi dan logistik sebagai sektor yang paling banyak menjadi sasaran.
Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu
Salah satu tanda paling mencolok dari lowongan kerja palsu adalah tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, seperti janji gaji tinggi dengan persyaratan yang sangat mudah dan proses seleksi yang cepat tanpa wawancara mendalam.
Penipu kerap meminta calon pelamar membayar sejumlah uang untuk administrasi, pelatihan, atau perlengkapan kerja, padahal perusahaan resmi tidak pernah meminta biaya di awal proses rekrutmen. Informasi perusahaan yang tidak jelas atau tidak dapat diverifikasi, kontak yang tidak resmi, serta penggunaan alamat email generik (misal: @gmail.com) juga menjadi indikasi penipuan.
Selain itu, pihak penipu sering kali menyediakan media sosial palsu yang tampak profesional dan resmi untuk menipu korban.
Dampak dan Modus Operandi
Tekanan ekonomi dan tingginya angka pengangguran yang mencapai 7,28 juta orang pada Februari 2025 menurut BPS, membuat para pencari kerja rentan menjadi korban. Penipu memanfaatkan kebutuhan mendesak dan kurangnya literasi digital untuk menjalankan aksinya.
Mereka bahkan mencatatkan lowongan palsu yang mengatasnamakan perusahaan ternama atau BUMN, seperti kasus penipuan dengan modus situs tiruan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang meminta biaya akomodasi dan transportasi untuk seleksi kerja. Modus serupa juga terjadi pada perusahaan sektor kelapa sawit yang namanya dicatut dalam skema penipuan.
Cara Menyaring dan Menghindari Lowongan Kerja Palsu
- Verifikasi sumber informasi lowongan secara menyeluruh, hanya mempercayai portal resmi, media sosial perusahaan yang terverifikasi, dan situs pemerintah.
- Hubungi langsung bagian HR perusahaan menggunakan kontak resmi untuk mengecek keaslian lowongan.
- Jangan pernah memberikan data pribadi atau melakukan pembayaran dalam bentuk apapun sebelum memastikan legitimasinya.
- Cek keaslian alamat email dan situs perusahaan, hindari email dengan domain publik umum.
- Lakukan riset perusahaan dan baca review dari sumber terpercaya.
- Tingkatkan literasi digital dan waspadai proses seleksi yang terlalu cepat dan tidak transparan.
Penanganan Korban dan Upaya Pencegahan
Korban penipuan diimbau segera melaporkan kasus kepada Kementerian Ketenagakerjaan, pihak kepolisian, atau melalui platform yang disediakan untuk pengaduan kasus scam lowongan kerja. Pemerintah dan lembaga terkait juga aktif melakukan upaya pemblokiran situs dan akun yang diduga kuat menyebarkan informasi lowongan palsu. Sinergi antara Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran, serta lembaga keamanan siber bertujuan mengurangi penyebaran modus penipuan ini.
Kesimpulan
Maraknya lowongan kerja palsu yang semakin canggih menjadi peringatan kuat bagi para pencari kerja agar selalu waspada dan selektif.
Dengan memahami ciri-ciri penipuan, melakukan verifikasi informasi secara ketat, serta meningkatkan literasi digital, pencari kerja dapat meminimalisir risiko tertipu.
Perlindungan dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat dalam melaporkan penipuan juga sangat penting untuk membendung maraknya modus kejahatan ini demi menjaga keamanan proses pencarian kerja di era digital.

