Mengapa Harga Beras Naik Tajam Meski Kondisi Ekonomi Relatif Stabil?

Mengapa Harga Beras Naik Tajam Meski Kondisi Ekonomi Relatif Stabil?

Harga beras naik tajam meski kondisi ekonomi relatif stabil disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, adanya kebijakan pemerintah untuk menambah cadangan beras yang meningkatkan permintaan dan menyebabkan harga gabah dan beras naik, terutama setelah panen raya selesai. 

Kedua, struktur pasar yang tidak efisien dengan rantai pasok yang panjang dan biaya logistik tinggi, serta ketergantungan pada tengkulak yang menyebabkan harga tetap tinggi walaupun stok beras melimpah. 

Ketiga, faktor-faktor musiman dan lingkungan seperti mundurnya musim panen dan ekspektasi suplai gabah menurun saat memasuki musim kemarau juga berdampak pada kenaikan harga. Selain itu, spekulasi pasar dan ketidakpastian impor beras turut memicu harga beras melonjak. Kenaikan harga gabah di tingkat petani sebagai bahan baku juga menjadi pendorong utama kenaikan harga beras di pasar.​

Faktor Kebijakan Pemerintah

Pemerintah menaikkan harga pembelian gabah (GKP) untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga keberlanjutan produksi pangan. Namun, kebijakan ini berimbas pada kenaikan harga beras karena biaya produksi bertambah. Pemerintah juga berusaha meningkatkan cadangan beras nasional melalui Bulog yang menambah permintaan beras sehingga harga beras naik walau stok tercatat melimpah.​

Struktur Pasar dan Rantai Pasok

Panjangnya rantai distribusi di Indonesia menyebabkan biaya logistik dan distribusi menjadi mahal, terutama di wilayah-wilayah dengan akses sulit. Petani yang tidak tergabung dalam kelompok atau koperasi masih bergantung pada tengkulak, yang menyebabkan harga tidak kompetitif dan tetap tinggi. Sistem pasar yang tidak efisien ini menjadi salah satu penyebab harga beras sulit turun meski produksi meningkat.​

Faktor Musiman dan Lingkungan

Musim panen yang mundur dan cuaca tidak menentu mengakibatkan suplai gabah di tingkat petani menurun menjelang musim kemarau, sehingga harga gabah dan beras mengalami kenaikan. Musim tanam yang terlambat juga mempengaruhi ketersediaan beras di pasaran sebagai faktor eksternal.​

Spekulasi dan Ketidakpastian Impor

Beberapa pedagang berperan dalam menahan stok beras dengan harapan harga naik, yang menimbulkan spekulasi pasar dan mengakibatkan harga beras melonjak. Selain itu, ketidakpastian kebijakan impor beras membuat pasar tetap waspada dan mempengaruhi harga beras domestik.​

Kesimpulannya, meskipun kondisi ekonomi stabil, kombinasi kebijakan pemerintah, struktur pasar yang belum efisien, faktor musiman, serta spekulasi pasar dan ketidakpastian impor menjadi penyebab utama kenaikan harga beras secara tajam di Indonesia pada 2025. Perlu perbaikan tata kelola pangan dan distribusi untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan.

 

Next Post Previous Post