Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Rabu 26 November 2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu, 26 November 2025, diprakirakan mengalami rebound setelah melemah 0,56% ke level 8.521,88 pada perdagangan Selasa, 25 November 2025. Pelemahan pada hari sebelumnya disebabkan oleh aksi ambil untung setelah IHSG sebelumnya mencapai rekor tertinggi baru di level 8.570,25. 

Meskipun pasar global dan Asia cenderung menguat, investor masih mencermati berbagai sentimen makroekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memengaruhi sektor saham domestik.

Sentimen positif datang sebagian dari pernyataan pejabat The Fed yang mendukung pemangkasan suku bunga acuan pada Desember 2025, yang membuat probabilitas penurunan suku bunga menjadi lebih tinggi. 

Selain itu, undangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kunjungan Presiden China Xi Jinping di akhir tahun dianggap meredakan ketegangan perang dagang yang selama ini menjadi beban pasar. 

Dari sisi domestik, Kementerian Keuangan Indonesia menyiapkan kebijakan baru untuk memperkuat sektor manufaktur dengan fokus pada hilirisasi dan peningkatan nilai tambah daripada sekadar konsumsi dan ekspor komoditas, yang diharapkan memberikan dorongan positif untuk pasar saham.

Secara teknikal, analis dari Mirae Asset Sekuritas dan MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang support antara 8.506 hingga 8.553 dan resistance 8.600 sampai 8.666 pada Rabu. Tren jangka pendek untuk IHSG masih positif, sehingga peluang rebound atau penguatan indeks masih terbuka. 

Investor disarankan untuk mengikuti pergerakan indeks dengan cermat dan memanfaatkan potensi penguatan ini untuk membeli saham dengan fundamental kuat dan potensi kenaikan harga.

Saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan pada perdagangan Rabu ini antara lain:

AGII (PT Aneka Gas Industri Tbk) di kisaran harga Rp 1.470 - Rp 1.600. Saham ini diuntungkan oleh permintaan gas industri yang meningkat, seiring pertumbuhan sektor manufaktur.

ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) dengan harga antara Rp 8.875 sampai Rp 9.300, yang merupakan saham konsumer unggulan dengan kinerja stabil.

MBMA (Mitra Bakti Mgmt), diperdagangkan di level Rp 620 hingga Rp 645, menjadi pilihan karena potensi pemulihan kinerja usaha yang masih terus dijalankan secara ekspansif.

Investor sebaiknya tetap waspada terhadap potensi volatilitas harga saham yang dipicu oleh faktor eksternal seperti kebijakan moneter AS, perubahan geopolitik, dan pergerakan nilai tukar rupiah. Sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio dan mengantisipasi koreksi dengan strategi manajemen risiko yang baik agar dapat meraih keuntungan optimal dari rebound IHSG ini.