Bea Cukai Pakai Teknologi AI untuk Tingkatkan Layanan Usai Ditegur Menkeu Purbaya

 

Bea Cukai Pakai Teknologi AI untuk Tingkatkan Layanan Usai Ditegur Menkeu Purbaya

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) resmi meluncurkan website baru di www.beacukai.go.id yang terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) bernama Tasya, sebagai respons cepat atas teguran Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk meningkatkan layanan publik. 

Langkah ini diumumkan pada 10 Desember 2025, hanya sehari setelah Purbaya menekankan urgensi pemanfaatan AI di sektor kepabeanan agar lebih efisien dan user-friendly, menghindari keluhan masyarakat soal lambatnya proses dan akses informasi.​

Teguran Menkeu dan Target Ketat

Purbaya Yudhi Sadewa, dalam rapat koordinasi baru-baru ini, "mencambuk" Bea Cukai karena kinerja layanan yang masih manual dan kurang inovatif, menargetkan pengembangan AI selesai dalam waktu tiga bulan untuk pengawasan pelanggaran, transaksi impor-ekspor, dan deteksi under-invoicing. 

Kritik ini menyoroti kebutuhan mendesak agar Bea Cukai tak ketinggalan era digital, terutama di tengah maraknya perdagangan online dan impor barang konsumsi. Respons DJBC langsung: peluncuran website yang lebih ringan, cepat loading, dan SEO-optimized untuk pencarian Google, plus navigasi intuitif yang mobile-friendly bagi masyarakat awam.​

Fitur Unggulan AI Tasya

Tasya, asisten virtual AI berbasis chatbot canggih, siap menjawab pertanyaan kompleks secara instan, seperti "Berapa biaya cukai impor handphone dari China?" atau "Prosedur clearance ekspor kopi ke Eropa?". Pengguna diajak menguji Tasya dan beri feedback agar AI belajar dari interaksi real-time, sehingga akurasi jawaban mencapai tingkat tinggi. 

Selain itu, website baru menyediakan akses cepat ke layanan seperti CEISA (Customs-Excise Information System Application), tracking barang, dan panduan regulasi terbaru, semuanya dirancang untuk mengurangi waktu tunggu dari hari menjadi menit.​

Manfaat Ekonomi dan Rencana Masa Depan

Integrasi AI ini diproyeksikan tingkatkan penerimaan negara hingga miliaran rupiah melalui deteksi kecurangan nilai pabean impor yang lebih akurat, mulai uji coba Desember 2025. Di tingkat lokal, kantor Bea Cukai seperti Sawahlunto dan Hang Nadim sudah terapkan teknologi serupa untuk pengawasan barang, mendukung ekspor UMKM Indonesia. Kemenkeu secara keseluruhan mendorong AI untuk penguatan tata kelola, dengan DJBC sebagai pionir di antara direktorat jenderal lainnya.​

Implikasi bagi Pengusaha dan Masyarakat

Bagi importir dan eksportir, Tasya berarti konsultasi 24/7 tanpa antre, sementara masyarakat umum mendapat edukasi bea cukai yang mudah dicerna. DJBC menjanjikan update berkala berdasarkan masukan pengguna, memastikan layanan evolusi terus-menerus di era Prabowo yang prioritas efisiensi birokrasi.​

Next Post Previous Post