Pemerintah Buka Peluang Blokir Game Roblox, Singgung Unsur Kekerasan
Pemerintah Indonesia membuka peluang memblokir game Roblox karena adanya kekhawatiran terhadap konten kekerasan yang dianggap dapat berdampak negatif pada perkembangan perilaku anak-anak dan remaja.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti secara tegas melarang anak-anak, terutama siswa sekolah dasar, bermain Roblox karena game ini menampilkan adegan kekerasan yang dapat ditiru oleh anak-anak yang masih kesulitan membedakan mana yang nyata dan mana hanya rekayasa dalam permainan. Ia memberi contoh adegan membanting dalam game yang bila ditiru dalam dunia nyata bisa menimbulkan masalah kekerasan di kalangan anak-anak.
Larangan ini disertai himbauan agar orang tua membatasi durasi penggunaan gawai dan mendampingi anak untuk menghindari konten yang berisiko.
Dari sisi psikologis, para ahli mengungkap dampak buruk lain dari Roblox. Psikolog anak Mira Amir menyebut Roblox bukan hanya berpotensi memunculkan perilaku kekerasan, tetapi juga memicu anak menjalankan tindak kriminal, misalnya mencuri, akibat kebutuhan membeli item-item berbayar di dalam game.
Selain itu, Roblox dan game sejenis dapat menurunkan kemampuan anak untuk fokus belajar, karena rentang perhatian mereka menjadi pendek akibat terlalu banyak waktu di depan layar. Kecanduan game ini juga dapat menyebabkan anak mengalami tantrum atau kesulitan berpisah dari perangkat digital, sehingga perlu pengawasan ketat dan bila perlu intervensi profesional. Ia mengingatkan pentingnya orang tua menghadirkan alternatif kegiatan konstruktif agar anak tidak hanya tergantung pada gadget dan permainan seperti Roblox.
Selain itu, Roblox sebagai platform online yang memungkinkan interaksi antar pemain juga rawan memicu kasus cyberbullying atau perundungan secara daring. Kasus-kasus bullying di Roblox seringkali berupa lelucon menyakitkan, pengabaian sosial, dan tekanan verbal yang dapat berdampak buruk pada psikologis anak.
Oleh karena itu, perlindungan anak di ranah digital tidak bisa hanya mengandalkan teknologi, melainkan perlu kolaborasi sistem moderasi yang efektif serta regulasi yang mendukung perlindungan anak secara menyeluruh. Orang tua juga harus meningkatkan literasi digital agar dapat membantu menjaga keamanan anak saat online.
Pemerintah, terutama Kementerian Komunikasi dan Digital, terus melakukan evaluasi harian terhadap berbagai platform digital termasuk Roblox untuk mendeteksi dan menangani konten yang mengandung kekerasan, kebencian, atau perilaku destruktif lainnya.
Jika konten kekerasan dalam Roblox terbukti melewati batas yang berdampak buruk pada anak, pemerintah tidak ragu mengambil tindakan tegas sampai pada pemblokiran platform demi melindungi generasi muda Indonesia dari pengaruh negatif.
Namun, perlu dicatat bahwa Roblox juga memiliki sisi positif sebagai media sosial dan platform kreativitas digital bagi remaja untuk berinteraksi, mengekspresikan diri, dan membangun komunitas. Karena itu, pengawasan dan regulasi yang bijaksana menjadi kunci agar anak-anak dapat memanfaatkan teknologi ini dengan aman dan sehat tanpa terpapar dampak negatif yang berlebihan.