Kapitalisasi Pasar CDIA Tembus Rp 200 Triliun, Salip Astra Internasional (ASII)

Kapitalisasi Pasar CDIA Tembus Rp 200 Triliun, Salip Astra Internasional (ASII)

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) mencatatkan prestasi gemilang dengan kapitalisasi pasar yang menembus angka Rp 207,84 triliun, melampaui raksasa otomotif PT Astra International Tbk (ASII) yang kapitalisasi pasarnya tercatat Rp 201,61 triliun. CDIA baru saja melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 9 Juli 2025 dan langsung mencatatkan kenaikan luar biasa, sehingga menggeser posisi ASII di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga saham CDIA dibuka melesat 9,90% pada sesi pertama perdagangan dan dalam kurun waktu sejak IPO, saham CDIA telah melonjak hingga 776,32%. Volume perdagangan pada hari itu tercatat 24,80 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 41,30 miliar. Meskipun mengalami kenaikan signifikan, saham CDIA diperdagangkan dengan skema full call auction (FCA), yaitu mekanisme di mana order beli dan jual dikumpulkan dalam periode tertentu dan dieksekusi bersama pada satu harga keseimbangan pasar.

Baca Juga: Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Minggu 28 September 2025

Di sisi lain, harga saham ASII justru mengalami koreksi 1,39% pada hari yang sama, dengan kapitalisasi pasar Rp 201,61 triliun. Kapitalisasi pasar CDIA juga menggeser beberapa emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu lainnya, seperti PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

CDIA kini menjadi salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar ke-13 di BEI, bahkan menggeser bank-bank besar seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Bank Permata Tbk (BNLI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Pada penutupan pasar terakhir, saham CDIA mencapai kapitalisasi pasar Rp 228,44 triliun dengan kenaikan saham sejak IPO mencapai 863,16%.

Keberhasilan ini membuat CDIA menjadi emiten yang menarik dan menandai dominasi baru di pasar modal Indonesia, khususnya di bawah kepemilikan konglomerat Prajogo Pangestu yang memiliki sejumlah anak perusahaan besar di sektor energi dan industri. Bursa Efek Indonesia sebelumnya pernah melakukan suspensi sementara pada saham CDIA sebagai bentuk proteksi dalam menghadapi pergerakan harga saham yang luar biasa cepat.


 

Next Post Previous Post