IHSG Sesi I Naik 0,42%, Saham BBCA Malah Rontok ke Rp 7.300

IHSG Sesi I Naik 0,42%, Saham BBCA Malah Rontok ke Rp 7.300

Pada sesi pertama perdagangan hari Kamis, 9 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,42% atau naik 33,92 poin ke level 8.199. Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi pasar saham Indonesia dengan IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high) intraday di angka 8.219 pada pukul 11.11 WIB. Dalam pergerakan pasar, sebanyak 463 emiten saham menguat, 222 melemah, dan 271 stagnan pada penutupan sesi I.

Penguatan IHSG didukung oleh kenaikan positif pada delapan sektor saham, dengan sektor transportasi melonjak paling tajam sebesar 3,20%. Sektor infrastruktur dan bahan baku juga turut menguat, masing-masing naik 1,80% dan 1,55%. Pada sisi lain, sektor teknologi dan keuangan menjadi sektor yang melemah, dengan sektor teknologi turun -1,44% dan sektor keuangan turun -0,61%.

Meski IHSG menunjukkan penguatan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru mengalami penurunan harga signifikan. Harga saham BBCA merosot 1,02% menjadi Rp 7.300, mendekati titik terendah dalam tiga tahun terakhir yang ada di level Rp 7.275. Pada perdagangan sesi I, saham BBCA diperdagangkan sebanyak 91,98 juta unit dengan nilai transaksi sekitar Rp 674 miliar, dan kapitalisasi pasar BBCA turun menjadi sekitar Rp 899,9 triliun. Sepanjang tahun 2025, harga saham BBCA sudah anjlok sekitar 24,55%.

(Foto Saham BCA dari Google Finansial)
Secara keseluruhan, terdapat nilai transaksi saham yang cukup besar di Bursa Efek Indonesia pada sesi I hari ini, mencapai Rp 15,83 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 20,92 miliar saham serta frekuensi transaksi mencapai 1,68 juta kali. Kapitalisasi pasar IHSG pada sesi ini mencapai Rp 15.471 triliun.

Kondisi ini menunjukkan dinamika pasar yang tetap menarik dengan sentimen positif pada beberapa sektor tertentu sekaligus tekanan di sektor perbankan yang mempengaruhi saham BBCA secara khusus. Investor diharapkan tetap waspada terhadap sentimen dan pergerakan selanjutnya di pasar saham Indonesia.

Next Post Previous Post