Saham Batu Bara Diprediksi Tembus Rp 10.000-an, Potensi Penguatan Besar
Saham batu bara di pasar modal Indonesia kembali mendapat sorotan positif dengan prediksi mampu menembus harga Rp 10.000-an dalam waktu dekat. Analis pasar melihat potensi penguatan yang besar bagi saham-saham emiten batu bara didukung oleh faktor fundamental harga batu bara acuan (HBA) yang terus meningkat.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) periode pertama Oktober 2025 naik menjadi USD 106,94 per ton, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya di kisaran USD 103,49 per ton. Kenaikan HBA ini menjadi sinyal optimis bagi kinerja saham batu bara, mengingat harga komoditas yang kuat biasanya berimbas pada laba perusahaan tambang batu bara dan sentimen pasar yang positif.
Beberapa banderol saham batu bara Indonesia yang diunggulkan analis termasuk PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang diperkirakan memberikan peluang swing trade dengan target harga hingga Rp 10.200 per saham. Strategi trading yang direkomendasikan adalah memasang batas stop loss di kisaran Rp 7.800 untuk mengantisipasi volatilitas pasar.
Meskipun terdapat sentimen negatif terkait permintaan global yang agak melemah dan tekanan pasar batu bara Australia, ekspor batu bara Indonesia relatif stabil dan masih mampu mendukung performa emiten batu bara domestik. Investor disarankan tetap selektif memilih saham dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan.
Secara keseluruhan, kenaikan harga batu bara dan prospek positif terhadap permintaan di Asia memberikan momentum yang menjanjikan untuk saham batu bara di Bursa Efek Indonesia. Dengan target harga yang menyentuh Rp 10.000-an, saham batu bara berpeluang memberikan imbal hasil menarik bagi investor dalam jangka menengah hingga panjang.