Banyak Orang Menginap di Stasiun, Muncul Wacana KRL Operasi 24 Jam untuk Atasi Kendala Penumpang

Banyak Orang Menginap di Stasiun, Muncul Wacana KRL Operasi 24 Jam untuk Atasi Kendala Penumpang

Fenomena banyaknya penumpang yang menginap di stasiun KRL Jabodetabek tengah menjadi perhatian serius. Insiden ini diduga terjadi akibat keterbatasan jam operasional KRL yang berakhir dini hari, sehingga penumpang yang ketinggalan kereta terakhir terpaksa mencari tempat berteduh di stasiun.

Kondisi ini ditemukan cukup sering terjadi terutama di stasiun-stasiun besar seperti Stasiun Cikarang. Para pekerja dan penumpang yang pulang malam terkadang tidak kebagian kereta sehingga memilih bermalam di area stasiun yang notabene tidak didesain untuk aktivitas menginap.

Menanggapi hal ini, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan pemerintah membuka opsi untuk mengkaji kemungkinan KRL beroperasi selama 24 jam penuh. Kajian ini sedang dilakukan secara intensif dengan koordinasi PT KAI sebagai operator KRL. Namun keputusan akhir harus mempertimbangkan berbagai faktor termasuk biaya operasional, keamanan, dan kenyamanan masyarakat.

VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, mengingatkan masyarakat bahwa pihaknya tidak menyarankan penumpang menginap di stasiun. Setiap malam, stasiun harus steril untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan fasilitas agar pelayanan KRL tetap optimal keesokan harinya.

Operasional 24 jam tentu memberikan tantangan tersendiri seperti kebutuhan sumber daya lebih besar, penambahan jadwal perawatan sarana prasarana, serta aspek keamanan penumpang dan lingkungan stasiun yang harus tetap terjaga.

Meski demikian, wacana ini mendapatkan dukungan dari sebagian pengamat dan pengguna yang menganggap jam operasional KRL saat ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat urban yang semakin dinamis.

Sebagai alternatif, pemerintah dan PT KAI juga terus mencari opsi lain yang efisien dan efektif untuk menangani masalah penumpang yang terlambat dan menginap di stasiun, seperti penambahan jumlah kereta, penyesuaian jadwal operasional, dan peningkatan fasilitas penunjang.

 

Next Post Previous Post