BNI Gelar RUPSLB, Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026

BNI Gelar RUPSLB, Mantapkan Transformasi dan Tata Kelola Hadapi 2026

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Desember 2025, yang menjadi tonggak penting dalam memperkuat transformasi dan tata kelola perusahaan menjelang tantangan bisnis 2026. 

Rapat ini menyetujui pengangkatan Febrio Nathan Kacaribu sebagai Komisaris baru, menggantikan Suminto yang beralih tugas ke Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta pengkinian dokumen Recovery Plan 2025/2026 untuk memenuhi regulasi OJK. Langkah ini mencerminkan komitmen BNI dalam menjaga kesinambungan operasional dan meningkatkan ketahanan di tengah dinamika industri perbankan nasional serta global.​

Hasil Utama RUPSLB

RUPSLB secara resmi memberhentikan Suminto dari jabatan Komisaris dan mengukuhkan Febrio Nathan Kacaribu sebagai penggantinya, memperkuat komposisi Dewan Komisaris yang lebih adaptif. Pemegang saham juga menyetujui pembaruan Recovery Plan, yang dirancang untuk mengantisipasi risiko operasional dan mendukung keberlanjutan bisnis BNI. Keputusan ini diharapkan meningkatkan kepercayaan stakeholder melalui tata kelola yang lebih responsif dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.​

Kinerja Keuangan Solid Kuartal III/2025

Hingga akhir September 2025, BNI mencatat laba bersih konsolidasi Rp15,12 triliun, meski turun dari Rp16,42 triliun pada periode sama tahun sebelumnya, didukung efisiensi pendanaan dan transformasi digital. 

Penyaluran kredit tumbuh 10,5% YoY menjadi Rp812,2 triliun, dengan pertumbuhan merata di semua segmen bisnis, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) melonjak 21,4% YoY mencapai Rp934,3 triliun dan CASA naik 13,3% menjadi Rp613,4 triliun. Rasio permodalan tetap kuat dengan CAR 21,1%, LDR 86,9%, LCR 167,4%, dan NSFR 142,1%, menegaskan likuiditas yang sehat.​

Kualitas Aset dan Manajemen Risiko

Kualitas aset BNI terjaga dengan NPL gross stabil di 2,0% dan LAR membaik menjadi 10,4%, didukung Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Rp34,7 triliun serta coverage ratio 222,7%. Fee-based income dari transaksi digital tumbuh 11% YoY, berkontribusi 30% dari total pendapatan non-bunga, mencerminkan strategi diversifikasi yang efektif. Pendekatan prudent ini meminimalkan dampak fluktuasi ekonomi global dan geopolitik.​

Strategi Transformasi Menuju 2026

Direktur Utama BNI, Hery Gunardi, menekankan bahwa RUPSLB ini memperkokoh fondasi transformasi digital, inklusi keuangan, dan sinergi ekosistem BUMN untuk pertumbuhan berkelanjutan. Bank optimistis menghadapi 2026 dengan portofolio kredit sehat, pendapatan non-bunga yang kuat, dan tata kelola yang lebih adaptif terhadap regulasi baru. Kinerja ini juga mendukung valuasi saham BBNI yang atraktif bagi investor di pasar modal Indonesia.​

Next Post Previous Post