Deretan Saham yang Bikin Kekayaan 10 Orang Paling Tajir di RI Melesat Tahun Ini
Tahun 2025 menjadi tahun emas bagi para konglomerat Indonesia, dengan IHSG yang melonjak lebih dari 20% hingga akhir Desember, mendorong kekayaan 50 orang terkaya RI mencapai US$306 miliar menurut data Forbes.
Kekayaan 10 orang teratas saja sudah menyentuh US$168,9 miliar, setara 12% PDB Indonesia, terutama berkat performa saham emiten unggulan mereka yang meledak di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lonjakan ini dipicu oleh rebound komoditas global, IPO sukses, dan kepercayaan investor asing yang kembali mengalir deras.
Dominasi Prajogo Pangestu di Puncak
Prajogo Pangestu mempertahankan tahta sebagai orang terkaya RI dengan kekayaan US$39,8 miliar, naik US$7,3 miliar sepanjang tahun berkat saham-saham di grup Barito-nya.
PT Dian Swastatika Sentosa (DCII) menjadi bintang utama, melonjak 481% menjadi Rp244.800 per saham dan dorong kapitalisasi pasar hingga Rp583,54 triliun. Selain itu, PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA), PT Barito Renewables Energy (BREN), dan IPO PT Chandra Daya Investasi (CDIA) yang oversubscribe rekor turut mengerek asetnya secara masif.
Low Tuck Kwong: Raja Batu Bara yang Bangkit
Peringkat dua, Dato' Low Tuck Kwong, melihat kekayaannya melebihi US$26 miliar berkat rebound saham PT Bayan Resources (BYAN) di sektor batubara.
Penguatan harga komoditas global pasca-pemulihan ekonomi China dan permintaan energi hijau mendorong BYAN naik tajam, menjadikannya salah satu saham top performer di BEI tahun ini. Strategi ekspansi tambangnya juga berkontribusi pada pertumbuhan aset yang signifikan.
Hartono Bersaudara: Fondasi Stabil Bank dan Rokok
Robert Hartono (peringkat 3) dan Michael Hartono (4) mengandalkan kerajaan mereka di PT Bank Central Asia (BBCA) serta bisnis rokok PT Djarum dan elektronik Polytron. BBCA tetap tangguh di tengah gejolak pasar, dengan dividen jumbo dan pertumbuhan kredit yang kuat angkat nilai sahamnya. Kekayaan bersaudara ini tumbuh stabil, mencerminkan diversifikasi multi-sektor yang tahan banting.
Kontribusi Lainnya dari Para Taipan
Sri Prakash Lohia (peringkat 5) untung dari tekstil dan petrokimia di Indorama, sementara Anthoni Salim (6) mengandalkan Indofood dan Indomaret yang rebound pasca-pandemi.
Keluarga Tahir (Sri Tahir di 8) dapat dorongan dari PT Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), pengelola RS Mayapada, di tengah boom sektor kesehatan. Budi Hartono juga ikut naik berkat portofolio serupa saudaranya.
Para taipan ini menguasai saham-saham blue chip yang mendominasi IHSG, menunjukkan kekuatan konglomerasi di RI. Bagi investor ritel, pelajaran utamanya adalah fokus pada saham berkualitas dengan fundamental kuat, meski diversifikasi tetap esensial di tengah volatilitas pasar. Tren 2025 ini bisa jadi inspirasi untuk portofolio tahun depan.

