Penjatahan IPO SUPA Tuntas: Ritel Hanya Kebagian 3 Lot Meski Oversubscribe 318 Kali

Penjatahan IPO SUPA Tuntas: Ritel Hanya Kebagian 3 Lot Meski Oversubscribe 318 Kali
Penjatahan IPO Superbank (SUPA) telah tuntas pada 15 Desember 2025, memicu kekecewaan investor ritel yang hanya kebagian rata-rata 3 lot meski permintaan oversubscribe hingga 318 kali lipat.​

Latar Belakang IPO SUPA

Superbank (SUPA), bank digital hasil kolaborasi Grup Emtek, Grab, dan Singtel, melepas 4,4 miliar saham atau 13% dari modal disetor pada harga Rp635 per saham. 

Dana segar hingga Rp2,79 triliun ini ditargetkan untuk ekspansi kredit dan modal kerja, dengan masa penawaran umum 10-15 Desember 2025 dan listing di BEI pada 17 Desember. Oversubscribe rekor ini menunjukkan antusiasme tinggi, tapi harga IPO dianggap kurang optimal oleh sebagian analis.​

Mekanisme Penjatahan

Penjatahan menggunakan POJK lama dengan fixed allotment untuk 8.000 nasabah awal (masing-masing 8 lot via Trimegah Sekuritas), sementara sisanya terpusat oleh BEI. Investor ritel ramai mengeluh: pesan 170 lot hanya dapat 3-7 lot, karena porsi ritel terbatas 10% dari total tawaran. Distribusi saham elektronik dilakukan 16 Desember, memicu diskusi soal aturan baru BEI yang sempat direncanakan.​

Dampak bagi Investor Ritel

Kekecewaan ritel terlihat di media sosial, dengan ribuan order tapi jatah minim akibat dominasi institusi. Strategi fixed allotment awal memberi peluang pasti bagi nasabah baru Superbank (buka saku "SUPA" minimal Rp800.000 hingga 27 November), tapi gagal merata saat oversubscribe ekstrem. Listing besok berpotensi dorong harga naik, meski valuasi PBV 2,64 kali dinilai kompetitif dibanding kompetitor.​

Next Post Previous Post